5/09/2008

Stop Nonton Iklan Politik di TV



Sejak reformasi berkibar di negeri ini, kebebasan merangsek ke berbagai lini, termasuk tv. Di tv kita akrab dengan wajah-wajah selebritas, semacam Tukul, Eko, artis-artis kawin cerai, politikus ketangkap basah dengan segepok uang dan seterusnya. Juga ada pria-pria yang entah asli banci atau kebanci-bancian, ibu dan anak gadisnya yang kenes demi mendapat gelar dari kontes-kontes nyanyi. Belakangan ini, calon-calon pemimpin di Jakarta dan daerah pun ikut nampang di tv. Mereka pasang iklan untuk mengejar popularitas, menggaet simpati dari calon pemilih. Berapa biaya untuk itu?

Pastinya, iklan di tv tidak murah. Merogok kocek dari kantong pribadi atau lembaga atau partai adalah sesuatu yang harus dilakukan. Sekarang, saat ini juga, saya teriak:"STOP!". Maaf, teriakan itu mungkin tidak saya tujukan buat para politikus yang beriklan-ria. Toh mereka tak akan peduli dengan saya. Tapi teriakan itu saya tujukan buat para pemirsa. Ganti saja channel tv, beralih ke hal-hal yang merangsang, seperti kisah-kisah sukses orang kecil yang berkeringat mendaki kejayaan. Di tv pernah saya lihat seorang ibu dengan enteng menyebutkan kewalahan melayani order hasil kerajinan tangannya. Ini lebih asyik daripada slogan-slogan gombal.
Di tengah suhu kecemasan akibat melambungnya harga BBM, rakyat tak perlu, saya pikir, untuk menonton kampanye-kampanye para politikus di TV. Milyaran dana kampanye di tv itu coba alirkan ke rakyat yang sudah terhimpit. Uang itu akan menjadi sebuah harapan, mimpi untuk mereka menjadi tangguh menghadapi hidup.
Jika simpati yang diharapkan dari masyarakat, perbuatan adalah bentuk iklan yang paling efektif. Mungkin, kita bukan Amerika, yang taraf hidup rakyatnya sudah mendingan. Obama dan Hillary pantas mengucurkan dana besar-besaran untuk kampante multimedia mereka. Tapi, di sini, di negeri yang rakyatnya tengah dibelit kemiskinan,
perilaku, sikap dan kepekaan calon pemimpin menjadi cahaya pesona buat para konstiuen-nya.



Artikel Terkait Lain



0 komentar:

Blog Widget by LinkWithin
 

Jurnalisme Blog. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com