Menulis di dalam blog sebetulnya merangsang intelektualitas dan meninggikan libido kreatifitas. Karena menulis adalah menuangkan apa yang ada di dalam isi kepala dan hati. Tapi, betapa kagetnya saya ketika melihat postingan seorang anak SMP yang menyatakan pensiun dari kegiatan blogging karena nilai UN-nya hancur. Menurut bocah berjulukan banibiasa itu, kegiatan blogging telah mennyebabkan konsentrasi belajarnya berantakan.
Di dalam artikel berjudul Telah Berhenti Blogging tersebut ia melukiskan kesedihannya lengkap dengan avatar yang sedih. Saya sempat kasihan, iba tapi juga bingung. Bagaimana mungkin aktifitas blog bisa membuatnya kacau di dalam ujian UN. Simak kalimatnya yang memilukan tersebut: "...Tapi selain seorang blogger, gue juga seorang pelajar, masa depan bangsa. Gue harus berjuang untuk menjadi yang terbaik, gue ga bisa kecewain pembaca. Mulai sekarang, sampai kira-kira akhir Mei gue tidak akan posting-postingan dulu. Dan satu lagi, gue mohon banget dari pembaca sekalian doanya, semoga ue bisa mendapatkan nilai yang memuaskan. Amin." Mungkin ngeblog membuat ia terlalu bersemangat, sehingga membuat ia lupa segala-galanya. Belajar dan sekolah, seperti katanya, memang jalan menuju masa depan. Tapi nge-blog bukan berarti sebuah langkah mundur. Pasti ada yang salah di sini. Bagi bocah SMP berusia 14 tahun ini, blog bagaikan candu, yang memabukkan, sehingga melenakannya dari urusan lain.
Ada yang mau menambahkan komentar pada fenomena ini?
5/06/2008
Buruk Nilai Blog pun Dibelah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 komentar:
Memang kembali ke pirbadi masing-masing,jika ngeblog bisa menjadi candu, sampe melupakan aktivitas lainnya, ini perlu dikoreksi. Bagi saya ngeblog mengasyikan, tempat menuangkan ide dan kreatifitas.
salam
ngeblog is addicted, ya mesti atur waktu :-)
Waa!! (@_@) Nggak segitunya sih...
Alhamdulillah UN sudah selesai. Tapi saya sama sekali tidak merasa pecandu koqz. Minta do'anya saja...
Post a Comment