5/22/2008

Hemat Tanah Kuburan Ala Bang Ali Sadikin



Beberapa hari silam, Indonesia disirami banjir airmata oleh berpulangnya Bang Ali, julukan mantan Gubernur DKI Periode 1966-1977. Tokoh satu ini memang unik, berbeda, dan sangat kontroversial. Dengar saja ide-idenya sewaktu menjabat Gubernur, para pelacur di Jakarta dilokalisasi, Judi disediakan tempat atau diizinkan dengan syarat tertentu, dan seterusnya. Tentu saja, ide ini dari satu sisi benar, tapi sisi lain dianggap mengancam moralitas atau keyakinan. Tapi Bang Aii adalah Bang Ali, seorang pria yang kukuh, keras dan konsisten. Bahkan pada saat kematiannya pun ia tetap konsisten menjalankan idenya yang jenius: kuburan ditumpangkan!

Atas permintaannya pula, ang Ali dimakan ditumpangkan di makam istrinya yang pertama Nani. Artinya, dalam satu liang lahat, Bang Ali dimakamkan bersama istrinya tersebut. Pada saat orang lain berpikir ulang untuk dimakamkan dengan cara seperti itu, Bang Ali memilih caranya sendiri. Ia telah berhemat beberapa meter tanah Jakarta yang semakin sempit, sebagaimana gagasannya tentang pemakaman tumpang agar mengirit tanah Jakarta. Ini gagasan terakhir yang diberikannya buat Jakarta, Indonesia, yang bisa ditiru.
Bang Ali memang pria sejati yang konsisten hingga akhir hayatnya. Selamat jalan Bang Ali! Selamat Jalan Jenderal! Doa kami mengiringi perjalananmu!

Artikel Terkait Lain



3 komentar:

Kuli Tinta on 6:50 AM said...

Ali Sadikin memang tokoh Jakarta dan Indonesia yang paling maju, pada tahun 1966-77 beliau sudah mampu melihat perkembangan populasi Jakarta yang sangat pesat. Salah satu program Bang Ali yang menurut saya sangat cocok untuk saat ini adalah pada saat arus balik lebaran, semua pintu gerbang Jakarta (jalan tol, stasiun kereta, stasiun bus, dan airport) dijaga oleh petugas yang memeriksa KTP Jakarta. Apabila tidak punya akan diberikan kesempatan sebulan untuk mencari nafkah, apabila gagal maka akan di pulangkan. Ini adalah salah satu cara untuk mengatasi tingkat urbanisasi dan sedikit menaikan kehumanitarian di Jakarta yang sudah semakin melarat.

Anonymous said...

Selamat tinggal jenderal ...

terapipayudara on 2:44 PM said...

Selamat jalan...

Blog Widget by LinkWithin
 

Jurnalisme Blog. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com