Dalam proses perjalanan seorang penulis, belajar dari penulis lain juga sangat mempengaruhi. Adakalanya kita terprovokasi, dipengaruhi atau dicekam energi dari penulis lain tersebut. Demikian juga saya. Putu Wijaya adalah salah satu penulis yang sempat memukau saya. Kenapa dengan Putu Wijaya?
Dalam bercerita, PTW senang mengagetkan para pembacanya. Dia memberi istilah dengan teror batin. Dan memang dalam cerita-cerita yang ditulisnya, alur cerita jadi tidak begitu penting buatnya. Ia tidak pernah khawatir dengan plot yang kerap digambarkan dalam teori-teori menulis. Buatnya yang terpenting adalah bagaimana cerita mengalir, tanpa basa-basi, mencelup masuk ke alam pikiran atau batin pembaca. Tidak meski beraturan, kalau memang harus lompat-lompat. Yang penting adalah harus menggigit. Jika cerita tidak menggelisahkan pembaca, bisa dianggap gagal. Begitulah Putu Wijaya.
Jadi, tak heran bila saya sempat gelisah seusai membaca karya-karya-nya seperti: Pol, Telegram, Gres, Klop, Cas Cis Cus, dan seterusnya.
5/27/2008
Diteror Putu Wijaya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment