5/15/2008

?%#$%$@$)(^^!!+\][=-



BBM. BTL. Kemiskinan. Pengangguran. Demonstrasi. Debat politik. Pilkada. Istilah-istilah itu terus bermunculan di berbagai harian, blog, website, jurnal, diktat, running teks tv, naskah, dan seterusnya. Entah apa jadinya negara ini? Entah bagaimana nasib berpihak? Entah bagaimana lagi menikmati baris-baris puisi jika tetangga, teman sebelah, musuh di seberang, selingkuhan, istri, keponakan, anak, pakde, dan seterusnya, tak lagi mampu mendudukkan pantatnya dengan tenang di kursi yang empuk. Kenapa kegelisahan ini terus bertahta di dalam jiwa? Rendra, Iwan Fals, AA Gym, SBY, JK, Amien Rais tolong berikan kami sebaris kalimat sakti yang mampu menidurkan kami dalam ketenangan, ketentraman dengan perut dan kepala yang terisi penuh. Mungkin dulu saya akan bertemankan sebotol bir, Red Label, Black Label, Anggur Orangtua, dan seterusnya untuk sekadar membius saya dari kekacauan dunia di sekitar. Tapi kini, semua itu telah berlalu. Jauh dari keluarga, orangtua, sahabat, kekasih, kami mencari tangan Tuhan agar terus mengalirkan kasih sayang.

Tangan-tangan mungil lusuh anak-anak Myanmar, Cina terus bersimpuh, juga seperti di sini, agar tetap kuat menahan getar kelaparan untuk terus rapat berdoa, memohon aliran kasih sayang Tuhan. Tuhan, usai sudah para rasul, nabi, wali, Syuhada, Kau kirimkan kepada kami. Sudah juga Kau torehkan ayat terakhir pada lembaran terakhir Alquran, Injil, Taurat, Zabur, tapi tetap juga kami masih tak yakin bahwa hidup bukan sekadar hanya menyembah pada-Mu. Tapi hidup juga adalah berbagi, menularkan kasih, bekerja, tersenyum kepada musuh dan mengebiri nafsu-nafsu kemurkaan.

Artikel Terkait Lain



0 komentar:

Blog Widget by LinkWithin
 

Jurnalisme Blog. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com