Jika jalan-jalan ke Malaysia, sempatkanlah mampir ke Selangor dan saksikan tarian tradisional barongan yang rancak. Begitu atraktif, mistis dan asyik. Tapi, tunggu dulu, tidakkah tarian itu melemparkan imajinasi kita kembali Indonesia, ke sebuah wilayah bernama Ponorogo? Kita pun terbentur pada Reog Ponorogo.
Sepertinya Malaysia terus menakali kita. Setelah sebelumnya Malaysia “mengaku” lagu Rasa Sayange (baca: Rasa Sayang Milik Siapa? sebagai lagu milik mereka, kini Reog yang diembat. Luar biasa! Hei, “What’s matter with Malaysia?” Atau justru kita yang bertanya pada diri kita sendiri, “What’s matter with us?”
Dalam sebuah portal Malaysia, pemerintah Malaysia terang-terangan mengklaim Reog adalah tradisi mereka, meskipun berbeda nama. Sebagai bukti mereka menunjuk pada sebuah batu pahat Johor dan Selangor. Tapi para seniman Reog Ponorogo protes keras dengan sikap Malaysia. Pasalnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo sendiri telah mendaftarkan tarian reog Ponorogo sebagai hak cipta milik kabupaten Ponorogo tercatat dengan nomor 026377 tertanggal 11 Februari 2004 dan diketahui langsung oleh menteri hukum dan hak asasi manusia Republik Indonesia.
Anehnya, meski mengaku sudah lama menjadi tradisi Malaysia, tapi kok beli peralatannya di Ponorogo. Itu dibuktikan para seniman sesepuh yang mendapat laporan tentang pembelian besar-besaran peralatan Reog di Ponorogo. Wala! This is a kind of Joke, Malaysia?
1 komentar:
sangat di sayangkan memang, indonesia sebenarnya negara yang cukup besar, tapi kenapa ya, kok bisa di nakalin kayak gitu..
Post a Comment