3/20/2007

Hantu Lokal Dalam Layar Perak Kita



Hantu selalu asyik dinikmati di dalam layar bioskop. Sejak kegairahan sineas kita memproduksi film layar lebar, beberapa film bertema horor pun gentayangan di bioskop-bioskop. Sebut saja, Tusuk Jelangkung yang sukses menjadikan keseraman menjadi tontonan yang menghibur penonton. Disusul kemudian judul-judul lain, seperti Bangsal 13, Bangku Kosong, Jelangkung 2,Pocong,kuntilanak,Lewat Tengah Malam, Terowongan Casablanca,dan seterusnya.

Tampaknya, sajian film horor memang selalu ditunggu. Sebagian judul-judul film sukses meraup rupiah, tapi sebagian lagi jeblok di pasar. Ini perlu dicermati atau dicurigai sebabnya. Dengan sedikit analisa, saya menarik kesimpulan bahwa film-film horor dengan tema lokal ternyata lebih mengundang antusias penonton. Rizal Mantovani ternyata jeli melihat itu. Dengan ramuan lokal, ia menggarap jelangkung, kuntilanak pada film-filmnya dan hasilnya, box office!
Tak mau kalah, Mr.Shankar dari rumah produksi membidani film-filmnya dengan mistik lokal. Sebut saja judul: Hantu Jeruk Purut dan Terowongan Casablanca. Film yang terakhir ini malah berminggu-minggu nongkrong di layar bioskop-bioskop tanah air. Penonton ngantri berjam-jam untuk menyaksikan keseraman lokal ini. Jadi, tak salah bila kemudian sang produser semakin nekad memproduksi film-film tema horor, khususnya bertema lokal. Dari sudut bisnis, lumayan menggiurkan. Apalagi, ongkos produksi film genre ini tergolong murah dibanding film bertema cinta atau laga.
Dalam waktu dekat tema-tema horor lokal akan terus diproduksi. Tapi bagaimana dengan penggarapannya? Ini menjadi pertanyaan yang menggelitik. Pada beberapa film yang pernah saya saksikan, terlihat jelas pola-pola film horor barat masih menjadi kiblat para sienas. Bahkan, bila tidak ingin menyebut menjiplak, ada satu dua judul yang seperti mengadaptasi film-film yang rasanya seperti kita kenal.
Tentu saja, saya ingin menyaksikan tema lokal dengan sentuhan lokal. Rasanya kita mampu membuat film sejenis Nightmare On Elm Street, Psycho, Stigmata, Wishmaster, bila kita memang serius dan mau belajar. Setuju?



Artikel Terkait Lain



0 komentar:

Blog Widget by LinkWithin
 

Jurnalisme Blog. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com