Beberapa jam setelah peristiwa pembom-an 2 hotel di Jakarta, SBY memberikan pernyaan di depan para wartawan dalam dan luar negeri. Selain komentarnya tentang peristiwa mengerikan itu, ada pernyaan bahwa dirinya dijadikan target kelompok tertentu dalam sebuah latihan militer. Sungguh, saya dan mungkin banyak orang lain pasti terkaget-kaget mendengarnya. Kata beliau, info ini dari data intelijen, tapi perlukah diungkap demikian terbuka di depan publik?
Rasanya ini berlebihan. Apalagi info itu masih dalam proses intelijen. Terlalu buru-buru, Pak, mengkaitkan peristiwa pembom-an dengan pendudukan KPU atau Pemilu. Bahkan beliau mengatakan ada pihak yan gingin menggagalkan dirinya dilantik sebagai presiden baru. Sebagai Presiden, ucapan dan pikiran perlu ditimbang-timbang dulu sebelum diungkap. Saya dan masyarakat lain mungkin jadi begitu was-was mendengar ini. Bayangkan, seorang Presiden aja ada yang mencoba mengancam, apalagi kami masyarakat awam. Sinyalemen adakalanya menjadi sebuah fakta jika diselidiki dengan benar, tapi mengungkapkannya buru-buru saya rasa terlalu dini.
Saya pikir, situasi yang sedang panas seusai pemilu perlu didinginkan. Pernyataan aneh bisa jadi menambah pusing rakyat, bikin runyam.
7/19/2009
SBY dalam pidato Panas
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment