Teman saya begitu murkanya mendengar seorang motivator melempar berkarung-karung uang kertas dari atas pesawat ke tengah lapangan. Menurutnya, itu sebuah bentuk kesombongan, pamer di tengah rakyat yang bersusah-payah mengantri BLT. Saya mendengarnya sambil mencoba memahami teman saya itu dan juga pikiran Tung Desem Waringin.
Memahami dua kepribadian yang berbeda bukan main sulitnya. Tung Desem menebar uang bukan ingin bersikap sosial, seperti katanya di hadapan para wartawan. Ia hanya ingin berkreatifitas dalam menjual buku terbarunya. Ia menolak untuk promosi secara tradisional, lewat iklan di koran, misalnya. Tapi, teman saya, itu hanya sensasi murahan, arogan dan perlu diselidiki motivasinya.
Sampai di sini saya ketawa lebar mendengarnya. Kenapa sih kita selalu curiga dengan orang yang berkreasi, selama itu tidak melanggarkan hukum? Kalau saya, sangat mendukung TDW. Bila perlu ada satu juta orang seperti TDW. Bila perlu tidak cuma hanya seratus juta yang diumbar.
Lantas, teman saya memang sudah terlanjur sebal. Apalagi kemudian ada berita tentang hujan bogem mentah antara dua kelompok di lapangan monas. Baku pukul itu begitu seru, mendebarkan, lengkap dengan atribut keagamaan. Mereka sedang tidak berebut pecahan uang kertas, tetapi soal kebenaran yang dibidik dari kacamata agama.
Demikianlah pembaca, kejadian seru dalam seminggu ini. Ada juga seseorang yang mengaku punya uang sebanyak 20 kali APBN. Juga tentang blue energy yang misterius itu.
Lebih baik saya ada di pinggiran, menulis, berimajinasi, atau melap keringat.
6/03/2008
!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment