Saran dari Saya Buat Tukul : Jadi Caleg

Kini, tak ada lagi canda tawa Tukul di program "Empat Mata". Gara-gara adegan bintang tamu mengunyah kodok yang masih bernafas, Tukul dipensiunkan dini. KPI, sebagai lembaga yang mengawasi siaran di televisi, menilai Empat Mata sudah melanggar etika. Dari 3 pasal yang dikenakan, salah satu pasal berbunyi lebih kurang penyiksaan binatang.
Di media massa, Tukul cuma berkomentar duka akibat pencekalan acara yang dibintanginya.
Di dalam blog Tukul, tidak ada penjelasan apa-apa. Posting terakhirnya per 1 November 2008, hanya berisi pengumuman websitenya dijual. Aneh, blog trafik tinggi seperti itu kok dijual. Tukul sih tidak bangkrut, tapi masa iya blognya bangkrut? Ini aneh, memancing humor juga.


Buat Reynaldi alias Tukul, pensiun dari Tukul, no problem. Kristalisasi keringat, ucapan motivasi yang kerap didengungkannya, sudah membuahkan hasil. Ia sudah memiliki rumah, mobil, motor dan tentu saja deposito yang mungkin sudah bermilyaran rupiah. Karirnya masih bergermelap di televisi dan layar lebar. Atau mungkin saran saya, Tukul boleh juga mencoba karir lain, sebagai Caleg, misalnya. Bukankah caleg dari kalangan selebritas jadi seperti tren sekarang ini? Tukul otaknya cerdas benar. Naluri bicaranya juga sudah terampil dan bereaksi cepat terhadap lawan bicara. Jika beliau mencoba jadi caleg, percayalah, saya akan coblos wajah tukul yang terpampang di lembaran pemilihan umum anggota legislatif pada saat pemilu nanti. Satu suara buat Tukul! Mungkin bisa jadi jutaan, mengingat tukul banyak penggemarnya. Termasuk Sumanto, tentu saja.
Ini sekadar saran saja. Dituruti bagus, sebab saya bisa ikutan jadi tim sukses kampanye Tukul. Jika tidak digubris juga sudah sepantasnya.

Artikel Terkait Lain