Mengamati sinetron-sinetron tv swasta belakangan semakin memprihatinkan saja. Lihat saja, judul-judul baru sinetron bermunculan dengan tema-tema yang beragam, tapi membuat saya sakit perut dan pusing sedikit. Cerita-ceritanya sangat tak masuk akal, konyol, plus akting yang dangkal para pemerannya. Tapi ratingnya tinggi, iklan berkarung-karung, diminati pemirsa Indonesia. Benarkah?
Pertanyaan ini perlu dianalisa dengan seksama. Saya salah seorang yang tidak setuju, bahkan mungkin juga Wimar Witoelar. Lembaga periset sebagai badan yang memberi sertifikat rating di Indonesia, sebut saja AC Nielsen, mulai diragukan validitasnya- Meminjam kalimat bung Effendy Ghazali, “perlu diaudit secara transparan!”. Si bung juga menggugat programnya yang dirating ada di barisan bawah. Masa newdotcom tidak ditonton? (saya ragu banget!).
Tapi inilah negeri kita. Acara yang bermanfaat, menuntun, mendidik selalu kalah bersaing. Bisnis dan dagang adalah panglima dalam dunia persinetronan. Para pemirsa masih dianggap bodoh dan kerbau yang dicucuk hidungnya. Para produser beranggapan setiap produksi mereka akan ditonton jutaan pemirsa. Pemirsa yang mana?
Anehnya, para sineas itu apik ketika berakting di dalam layar lebar. Skenario yang lumayan, penyutradaraan yang serius, ilustrasi yang manis, dan akting pemainnya yang sungguh-sungguh. Padahal, dengar-dengar, honor mereka jauh lebih rendah dibanding proyek sinetron. Sementara sinetron berjilid-jilid, beromset ratusan hingga milyaran rupiah, dan disaksikan jutaan penonton yang tidak perlu membeli tiket.
Dua judul baru sinetron baru di satu stasiun tv membuat kepala semakin sakit. Pemerannya sudah menjadi jaminan mutu: aking yang jelek!. Penulis skenarionya sudah jelas, bertele-tele. Sutradaranya, walahuallam.
6/19/2007
SINETRON SAKIT KEPALA
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 komentar:
Yup, emang gitu kok mas.
saya kebetulan lulusan DKV. Dulu kami para mahasiswa juga sering mengeluhkan tidak hanya sinetron2 dan acara di TV saja yang tidak bermutu namun juga iklan yang terkesan membodohi para pemirsa.
Memang benar, acara2 bermutu seperti News Dot Com di Metro TV justru mendapat rating rendah, kalah katanya sama sinetron2 ( walah kalo cuma cerita kaya gitu aja, saya juga bisa bikin kok cerita sinetron seperti itu, ga ada semalem dah... Jadi ;-D )
Prihatin... prihatin, seharusny stasiun TV menyediakn acara2 bermutu untuk ikut mencerdaskan bangsa ini( contoh bagus Metro TV )
Kalo begini caranya lama2 bangsa kita bisa bodoh dan semakin miskin... lha wong kerjaannya cum nonton Sinetron ga mutu gitu...
Post a Comment